Di saat yang bersamaan tetapi di tempat yang jauh berbeda, Edo sedang duduk di taman kampusnya. Tidak berapa lama, Icha datang dan menepuk bahu Edo dari belakang.
"apaan sih ca?"
"gue gak suka sama sech yang suka lari dari masalah. emang sebesar apa sih masalah dia sekarang do?"
"gini, kemaren tu anak liat cewenya makan sama cowo lain. udah beberapa kali ni kejadian, tapi dia tetep aja gk mau mutusin cewenya. kelewat cinta kali ca."
"aduh, ada ada aja. mana tugas kuliah lagi numpuk numpuknya. eh malah ketiban masalah lagi tu anak."
"iya, semoga dia pulang bawa oleh oleh ya ca"
"kampret lu do! temen lagi banyak masalah malah ditagihin yang enggak enggak"
Edo nyengir mendengar gertakan Icha kali itu. kemudian dia bangkit dan ngeluyur pergi.
Icha hanya bisa melihat punggung laki laki gempal itu dari jauh, berjalan ke parkiran dan masuk kedalam mobilnya. Icha yang tidak suka sendirian, langsung pergi mencari teman teman sastra jerman di kampusnya.
Setelah beristirahat di kamarnya, sech memutuskan untuk berjalan jalan di sekitar penginapan. Dengan memakai baju tebal dan syal, ia pergi menuju minimarket di sebrang jalan.
Sech berniat membeli keperluan untuk beberapa hari kedepan. Setelah membayar beberapa barang dan membeli makanan berlabel halal, Sech pun keluar dari minimarket. Tepat setelah melangkahkan kaki keluar tempat itu, Sech menangkap sesosok wanita berkulit putih, dengan pakaian dan sarung tangan tebalnya.
wanita itu tersenyum tipis dan melangkahkan kaki ke arahnya. "guten abend!"
"ah, fraulein! apa kamu ingin berbelanja juga?" jawab sech dengan senyum.
"kamu panggil aku fraulein? uh,sebenarnya aku lebih suka kata 'mademoiselle'. Tapi karna kita sedang di Jerman, aku memakluminya"
"hahaha kamu ini. aku tidak menguasai Bahasa Perancis. Aku hanya tau sedikit bahasa Jerman."
"begitukah? ah, maaf aku harus pergi sekarang. auf wiederschen!"
lelaki tegap itu terkejut melihat kepergian gadis sunda yang tiba tiba itu. Lelaki itu tidak sempat bertanya, apapun tentang diri gadis itu.
Waktu bagian jerman menunjukkan pukul 7.30 pagi. Saat itu lelaki yang berbadan tegap tersebut sudah berpakain serba rapi.
Rencana yang ingin dilakukannya pagi ini adalah pergi berwisata ke tempat tempat menakjubkan di Jerman. Lelaki itu memutuskan bepergian ke Holstentor.
Holstentor adalah salah satu dari dua gerbang kota yang tersisa dari kota Lübeck. Dibangun pada 1464, pintu gerbang Holstentor berfungsi sebagai museum dan di jadikan tempat wisata di Jerman.
Holstentor memiliki keunikan di arsitekturnya, berupa dua menara bulat yang melengkung masuk.
Dua menara itu dianggap sebagai simbol kota Lübeck. Bersama dengan pusat kota tua (Altstadt) Lübeck adalah tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi lelaki seperti sech.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar